LAPRAK MODUL 3
JURNAL PRAKTIKUM OPERATIONAL AMPLIFIER DAN FILTER
Nama : Ahmad Zaidan Zidna Fann
No BP : 2410952008
Kelompok : 22
Tanggal Praktikum : 16 September 2025
Asisten Praktikum : M. Alfredo Boyke
Nabila Rahmazia P
1. Inverting Amplifier
Rf(kΩ) | Vi(V) | Hitung Gain(−𝑅𝑓/𝑅𝑖𝑛) | Vout | Bentuk Gelombang |
20 | 5 V | -2 | -10 | |
50 | 5 V | -3 | -25 | |
80 | 5 V | -8 | -40 |
2. Komparator
V1 (V) | V2(V) | Vout |
3 | 1 | -10 |
1 | 3 | +10 |
3. LPF -20dB
Frekuensi | Vin | Vout | Grafik sinyal |
100 Hz | 6mV | 1mV | |
500 Hz | 6mV | 0.7mV | |
1000 Hz | 5.9mV | 0.4mV |
1. Prinsip Kerja Operational Amplifier (Op-Amp)
Berikut versi parafrase dari teks tersebut:
Berdasarkan hasil percobaan, operational amplifier berfungsi memperkuat sinyal masukan sesuai dengan konfigurasi rangkaiannya. Pada konfigurasi inverting, keluaran mengalami pembalikan fase 180° terhadap sinyal masukan, sedangkan pada konfigurasi non-inverting, keluaran memiliki fase yang sama dengan masukan. Besar penguatan ditentukan oleh rasio resistor yang digunakan, namun pada praktiknya nilai keluaran tidak selalu sesuai dengan teori. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan catu daya serta sifat op-amp yang tidak ideal, sehingga keluaran dapat mencapai kondisi saturasi.
2. Prinsip Kerja Filter
Berdasarkan hasil percobaan, filter berfungsi meneruskan sinyal pada rentang frekuensi tertentu sekaligus meredam sinyal di luar rentang tersebut. Pada high pass filter (HPF), sinyal dengan frekuensi di bawah titik cut-off dilemahkan sehingga amplitudo keluarannya kecil, sedangkan frekuensi di atas cut-off dapat lewat. Sebaliknya, pada low pass filter (LPF), sinyal berfrekuensi rendah diteruskan sementara frekuensi tinggi diredam. Dari hasil pengukuran terlihat adanya selisih antara perhitungan teoritis dan hasil praktik, yang dipengaruhi oleh keterbatasan komponen nyata serta karakteristik non-ideal rangkaian.
1. Kondisi 2 Modul 3
2. Percobaan Inverting Ampifier
3. Percobaan Komparator
4. Percobaan LPF-20dB
5. HPF 40dB
1. Analisa prinsip kerja dari rangkaian Inverting Amplifier berdasarkan nilai yang didapatkan dari percobaan.
2. Apa yang terjadi jika input komparator mendekati sama dengan tegangan referensi? Apakah output stabil atau terdapat ketidakpastian (chattering)? Jelaskan berdasarkan hasil percobaan.
3. Bagaimana perbandingan antara nilai perhitungan dengan pengukuran dan jika terjadi perbedaan berikan alasannya.
Jawab :
Secara teori untuk nilai output berdasarkan perhitungan adalah +12 volt dan -12 volt namun nilai yang didapatkan dari percobaan yang dilakukan adalah +10 dan -10 disini terjadi perbedaan hasil dimana berdasarkan hasil analisa yang saya lakukan, untuk nilai perhitungn itu sebenarnya bisa dikurangi 1-2 volt dimana hal ini disebabkan oleh rugi daya ataupun ada arus yang bocor, untuk hasil percobaan disini saya menggunakan tegangan input yaitu 3V dan 1V
4. Analisa prinsip kerja dari LPF berdasarkan tegangan input, output, frekuensi cut-off, dan gelombang hasil percobaan.
Jawab :
Low Pass Filter (LPF) melewatkan frekuensi rendah dan meredam frekuensi tinggi dengan redaman maksimum −20 dB. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa pada frekuensi jauh di bawah cut-off, amplitudo output hampir sama dengan input. Mendekati cut-off, amplitudo turun hingga sekitar 70% dengan pergeseran fase −45°, dan setelah cut-off sinyal semakin teredam hingga −20 dB. Pada masukan gelombang kotak, keluaran tampak lebih halus karena harmonisa tinggi teredam, sesuai teori kerja LPF.
5. Analisa prinsip kerja dari HPF berdasarkan tegangan input, output, frekuensi cut-off, dan gelombang hasil percobaan.
Jawab :
High pass filter (HPF) berfungsi melewatkan frekuensi tinggi dan melemahkan frekuensi rendah. Pada percobaan ini digunakan HPF dengan penguatan 40 dB di daerah frekuensi tinggi. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa pada frekuensi rendah, termasuk DC, sinyal keluaran hampir tidak ada karena teredam oleh kapasitor. Ketika frekuensi masukan mendekati cut-off, amplitudo keluaran mulai meningkat, dan setelah melewati cut-off, sinyal keluar semakin besar hingga mencapai gain sekitar 40 dB. Pada masukan gelombang sinus, bentuk keluaran semakin mirip dengan masukan pada frekuensi tinggi, sedangkan untuk masukan gelombang kotak, keluaran lebih menonjolkan transisi naik dan turun sehingga membentuk pulsa tajam. Hal ini membuktikan bahwa HPF yang digunakan sesuai dengan teori, yaitu melewatkan frekuensi tinggi sekaligus memperkuatnya dengan gain 40 dB.
[Klik untuk download Laporan Akhir]
[Klik untuk download Vidio Modul 3 Kondisi 2]
[Klik untuk download Vidio Percobaan 1]
[Klik untuk download Vidio Percobaan 2]
[Klik untuk download Vidio Percobaan 3]
[Klik untuk download Vidio Percobaan 4]
Comments
Post a Comment